Sabtu, 11 April 2009

hati tak kan bisa "bongak"

Hati Tak Kan Bisa “Bongak”


Cowok itu bernama Yanggi, sahabat ku selama beberapa tahun ini. Kami bersahabat sejak awal semester 2. Awalnya tak ada yang spesial dalam hubungan pertemanan kami. Sama saja seperti pertemanan ku dengan Ryu dan Nanang. Kemana-mana selalu berempat. Baik itu di kampus maupun di tempat nongkrong.
Tapi, lama kelamaan ada keganjilan yang ku rasakan. Hati ku merasakan sesuatu yang berbeda saat bersama Yanggi. Belakangan, aku baru tersadar kalau aku sudah jatuh cinta pada Yanggi. Perasaan ini jelas akan menyulitkan posisi ku yang notabene adalah sahabat nya. Sudah terbayang di fikiran ku tentang hubungan kami ke depan yang tentu nya akan saling menjaga jarak.
Bukannya aku tidak pernah mencoba untuk menekan perasaan itu, justru aku hampir setiap detik mencoba mengubur perasaan yang ”terlarang” itu hingga aku tiba pada suatu titik dimana aku membenci diri ku sendiri karena telah mencintai sahabat ku. Tapi, hati ku tak bisa berbohong, kalau bahasa Sangir nya ”Bongak”. Aku semakin sayang dan tidak ingin jauh dari Yanggi.
Tak ada yang boleh tahu atas rasa yang ku simpan rapat di hati ku ini, tanpa terkecuali. Tapi, belakangan Yanggi mengetahui perasaan ku pada nya. Dan benar saja, dia menjauh... mencoba menjaga jarak dengan ku. Saat itu, aku merasa seperti manusia yang terkena penyakit berbahaya dan gampang menular. Ya....aku seperti manusia yang mengidap penyakit flu burung, dimana tidak ada seorang pun yang mau mendekati ku.
Mungkin analogi di atas terkesan hiperbola, tapi itulah yang ku rasakan hingga detik ini. Aku kehilangan Yanggi karena kesalahan bodoh yang ku perbuat. Tak seharusnya aku jatuh cinta pada Yanggi. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi ubur-ubur...ups, maksud ku nasi sudah menjadi bubur.
Aku ingin melepaskan nya dari kerangkeng cinta ku. Karena ku tahu Yanggi merasa tersiksa atas cinta ku padanya. Dia berada di satu titik tersulit dimana dia harus memilih antar cinta dan persahabatan. Aku tahu dia tidak mencintai ku, dan itu sudah bisa ku baca dari gelagatnya yang sekarang menarik diri saat berpapasan dengan ku.
Yanggi bersikap acuh pada ku, meski terkadang aku merasa sikap acuhnya dibuat-buat. Pasti berat baginya untuk menentukan sikap pada ku. Harus menjauh atau bersikap biasa-biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu. Aku yakin, di dalam hati kecilnya dia merasa bersalah karena telah menjauhi sahabat nya. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Kalau dia bersikap biasa-biasa saja mungkin aku akan terus berharap padanya. Dan hal itu lah yang ia tidak inginkan terjadi pada ku. Hatinya pasti berbicara bahwa sampai kapan pun dia tidak akan pernah mencintai ku seperti aku yang mencintai nya karena baginya aku adalah saudara nya.
Otak ku mulai berfikir bagaimana cara untuk memperbaiki hubungan persahabatan kami yang renggang. Kondisi ini sama sekali tidak menyenangkan. Ah....andai dia tahu bahwa aku tersakiti dengan situasi ini, mungkin saja dia bisa bersikap sedikit lunak pada ku. Toh bukan aku yang menginginkan cinta ini tumbuh di hati ku. Tapi Tuhan lah yang menganugrahkan cinta itu pada ku.
***
Alunan lagu d’masive yakni Cinta Ini Membunuhku menemani hampir setiap malam. Setiap bait di dalam lirik lagu itu persis menceritakan kisah ku. Setiap lagu itu diperdengarkan, fikiran ku melayang jauh. Terhanyut dalam bait demi bait.
” ya.... aku punya ide....” gumam ku
Mendadak sebuah ide timbul di benak ku. Senyum simpul dapat ku lihat jelas tersungging di bibir ku saat mata ku tak sengaja melirik pada sebuah kaca di meja rias. Aku begitu yakin dengan ide ku itu. Besok adalah saat yang tepat untuk menjalankan ide itu, soal berhasil atau tidak itu tak jadi masalah. Yang penting aku sudah berusaha untuk memperbaiki hubungan ku dengan Yanggi.
***
“ kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Tara heran
“ emang ada larangan rektor nggak boleh senyum sendiri?” jawab ku setengah ngocol
“ gokil.... kok loe bisa cepet sembuh sih dari patah hati loe? Kemarin masih nangis-nangis waktu cerita soal Yanggi, eh sekarang kok malah senyum-senyum, kalian baikan ya?” tanya Tara
“ nggak” aku menggeleng ringan
“ terus kenapa dong? Hmm... kalau dihitung-hitung berarti kalian berdua sudah nggak saling tegur sapa selama 1 bulan ya..? wah memecahkan rekor tuh. Biasanya berantem nggak pernah lebih dari dua hari. Sekarang udah sebulan tapi belum baikan. Cerita dong apa masalah kalian?” Tara berusaha menyelidiki
“ mau tahu aja nih..” sergah ku
“ jangan main rahasia-rahasiaan dong sama gue” ujar Tara sambil cemberut
“ Ta... gue jadian sama Dika” cerita ku
“ loh kok bisa?? Hmm....bukannya loe nggak suka sama dia?” Tara tidak percaya
“ iya sih....tapi gue rasa ini satu-satunya cara untuk gue bisa baikan sama Yanggi” jelas ku
“ maksud loe apa, Vi?” tanya Tara semakin tidak mengerti
“ stop...konfirmasinya hanya sampai di situ. Kalau mau tahu lebih banyak, hubungi manajer aku ya” ujar ku sambil becanda
Berhasil.... aku yakin Tara, si Ratu gossip itu akan menyebarkan kabar bahwa aku sudah jadian sama Dika. Sebentar lagi, Yanggi akan sadar kalau aku ternyata sudah bisa mengubur dalam-dalam perasaan cinta ku padanya. Aku yakin, dengan begini Yanggi nggak akan menjauhi ku lagi.
***
Ah Bete’.... baru dua minggu jadian tapi Dika sudah berani macem-macem sama aku. Dasar kucing garong! Dia fikir semua wanita bisa termakan bujuk rayu nya apa? Huh... aku benar-benar nggak tahan lagi pacaran dengan cowok sok alim itu. Awalnya aja yang sok lugu, nyatanya sama aja sama cowok lain yang baik kalau ada maunya. Aku sudah nggak tahan sama dia, aku pengen secepatnya minta putus sama cowok basi itu.
Ternyata jalan yang ku pilih ini salah. Tidak ada perubahan sikap yang cukup berarti yang ditampakkan Yanggi. Dia tetap saja cuek pada ku meski mungkin dia sudah tahu kalau aku sudah punya pacar baru. Sekarang aku terlibat dalam masalah yang cukup pelik. Aku sulit keluar dari cengkraman buaya darat itu. Kalau dia belum mendapatkan apa yang dia inginkan, dia tidak akan mau melepaskan ku. oh God... aku pengen putus!!!
***
Aku sadar bahwa aku masih sangat menyayangi Yanggi. Tapi, saat ini aku sudah tidak lagi berharap Yanggi untuk mencintai ku. Cinta kan nggak bisa dipaksakan. Apalagi dia sudah punya prinsip untuk tidak akan pacaran dengan teman satu angkatan.
Yang sangat aku inginkan saat ini, dia bisa mendapatkan cewek yang paling dia cintai. Aku harap dia tidak akan lagi menjadi kekasih yang tak di anggap. Ya...cowok sebaik dia tentu nya berhak atas cewek yang baik pula, dan sayang sekali cewek itu bukan aku.
***
Perasaan ini menyita waktu ku, aku terus-terusan kepikiran Yanggi. Sulit untuk menghilangkan bayangannya dari benak ku. Aku ingin mengabadikan perasaan ini. Aku akan membawa cinta ini hingga aku mati. Benar kata Ryan D’masive kalau Cinta ini Membunuh ku.
Oh God.... malam ini benak ku kusut. Entah bagaimana cara ku untuk lepaskan diri dari belenggu ini. Dika telah merampas semuanya. Oh God...aku hanya wanita hina sekarang. Dari dulu hingga sekarang aku memang tak kan pantas untuk Yanggi. Aku telah hancur...
***
Ku pecahkan es batu, kemudian memasukkan nya ke dalam gelas kosong. Lalu ku tuang cairan ke dalam gelas. Ku biarkan es batu itu sedikit mencair sebelum akhirnya aku meminumnya. Ogh... minuman ini terasa sangat pahit. Tenggorokan ku seketika terasa sangat panas. Nafas ku mulai sesak, pandangan ku sedikit-demi sedikit mulai buram. Ya.... obat cair anti nyamuk itu telah mulai bereaksi di tubuh ku. Hanya ini yang bisa ku lakukan untuk menyelesaikan siksaan batin ku. Selamat tinggal Yanggi....semoga kau bahagia dengan gadis impian mu. Dika, ku tunggu kau di neraka, kan ku balaskan dendam ku disana.
Dengan sisa tenaga yang ku punya, ku selesaikan cerita pendek ini kemudian menyimpannya ke dalam file di lap top. Dan.....................
Finish

Tidak ada komentar:

Posting Komentar