Sabtu, 11 April 2009

Janda Itu Rival ku

Janda itu Rivalku

Bentar ribut, bentar lagi baikan. Ribut lagi, eh nggak lama setelah itu baikan lagi. Ya gitu deh…aku dan Rival selalu saja bertengkar setiap hari. Kalau orang lain menilai kami adalah pasangan yang serasi,tetapi tidak begitu kenyataannya. Ada-ada saja masalah yang menyebabkan pertengkaran diantara kami berdua. Hal-hal sepele saja bisa menjadi boomerang.
Sebenarnya aku nggak bermaksud menjadikan masalah-masalah kami menjadi besar. Tetapi sifat Rival yang buruk selalu mampu memancing emosi ku. Padalah sejak kami berdua memutuskan untuk menjalin hubungan, aku selalu mengingatkan empat sifat cowok yang paling tidak aku sukai. Yang pertama, aku nggak suka menunggu. Karena itu aku alergi banget sama cowok yang jam karet. Kenyataannya, hampir setiap kali bikin janji aku selalu menunggu Rival.
Yang kedua, aku nggak suka cowok yang tukang ngibul. Tetapi setiap kali telat, 1001 alasan dikemukakan Rival.
“ maaf sayang, tadi jalanan macet”
“ Sorry honey, aku jemput mama dari salon”
“ Jam tangan aku mati jadi....”
begitulah...ada-ada saja alasan yang tidak masuk akal. Wajarkan kalau aku marah-marah sama Rival?
Hal ketiga yang tidak aku sukai adalah cowok yang merokok. Sebelum pacaran dengan ku Rival pecandu rokok. Tapi selalu aku nasehati untuk berhenti merokok. Paling tidak, dia tidak merokok di saat aku ada di dekatnya.
Prak…Dug…dug… Prang. Suara ricuh itu mengagetkan pengunjung kafe. Seluruh mata tampak celingak-celinguk mencari sumber suara, begitu pula aku. Begitu kagetnya aku saat mendapati pecahan-pecahan piring berserakan di lantai meja nomor 12. terlebih kaget lagi ketika mendapati Rival tengah dimaki-maki oleh wanita muda. Rival tampak berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada wanita muda itu tapi belum selesai menjelaskan, wanita muda itu sudah terlebih dahulu menampar Rival.
“ apa-apan sih loe nampar cowok gue? Loe sakit jiwa ya?” omel ku
“ cowok loe tu yang crazy. Gue bukan wanita murahan yang bisa dia jamah sembarangan. Gue cewek baik-baik, bukan gadis bar”maki cewek itu
“ apa sih maksud dia? Kamu ngapain wanita itu, Val?” aku balik bertanya
“ dengar dulu. Ini Cuma salah paham. Aku nggak berbuat apa-apa sama dia. Aku tersandung, lalu nggak sengaja megang anu…”
“ hari ini sudah tiga kesalahan terbesar yang kamu lakukan. Aku nunggu kamu disini sudah 10 menit, eh kamu malah gangguin cewek lain. Satu lagi, aku nggak suka kalau kamu bohong untuk nutupin keburukan mu. Aku sudah nggak bisa bertahan lagi dengan kondisi hubungan kita yang sudah nggak sehat. Kita putus...!” teriak ku
***
Sejak kami putus, Rival sama sekali tidak pernah menghubungi aku lagi. Mungkin dia setuju bahwa hubungan kami memang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Kalau terus berlanjut, bisa-bisa kami berdua akan saling menyakiti. Tapi, kalau aku boleh jujur aku masih sangat sayang sama Rival. Dia cowok yang mampu membuat ku tetap cinta meski kami sudah tidak acaran lagi. Mantan-mantan ku sebelumnya dengan sangat mudah bisa aku lupakan. Bahkan tak ada kesan yang cukup berarti di benakku mengenai mereka. Tapi tidak begitu dengan Rival. Hingga detik ini aku masih sangat menyayangi cowok itu meski begitu banyak kesalahan yang dia perbuat.
Belakangan ini marak beredar kabar hubungan percintaan yang terjalin antara Rival dan janda kembang kompleks Mawar. Berita ini membuat kuping ku sedikit panas sih, tapi aku nggak berhak untuk marah-marah atau melarang Rival untuk berhubungan dengan janda itu. Toh, hubungan kami sudah berakhir.
Setiap hari janda itu mengantar Rival ke kampus, pulang nya di jemput lagi. Rival sudah seperti anak TK yang diantar jemput ibunya. Ugh…aku geram juga melihat wajah janda itu. Tapi, bukan berarti aku cemburu loh.
“ hai…” sapa ku pada Rival yang tengah duduk di taman kampus
“ hai” jawab Rival
“ aku nggak ganggu kan kalau kita ngobrol berdua disini?” aku memastikan
“ gimana ya? Aku sebentar lagi ada ujian Sosiologi Komunikasi nih. Hmm kalau kamu nggak keberatan, boleh ku minta ketenangan?” pinta Rival
“ kamu kenapa sih? Aku kan Cuma mau ngobrol sebentar doang, lagi pula janda itu nggak akan marah kok.” ujar ku
“ janda mana maksudmu?” tanya Rival
“ janda yang keganjenan antar jemput kamu tiap hari itu. Emang nya nggak ada ya mahasiswi yang bisa kamu pacarin? Atau kamu butuh uang, mungkin aku bisa bantu. Asalkan kamu tidak menjual harga diri mu pada janda kegenitan itu” jawab ku
“ tinggalkan aku...dan jaga mulut mu!” bentak Rival
“ kenapa? Kamu kaget berita itu sampai ketelinga ku? ini sudah jadi rahasia umum. Nggak perlu kamu tutupi lagi” jelas ku
“ kamu sudah terlalu jauh mencampuri urusan ku, sekarang tinggalkan aku atau aku akan melempar mu dengan sandal” ancam Rival
“ kamu berani ngomong kasar sama aku? Kamu tuh berubah. Bukan Rival yang aku kenal lagi. Janda itu pasti sudah mencuci otak mu” maki ku
“ jaga mulut mu. Ya, aku memang sudah berubah karena aku bukan lagi Rival pacar mu dulu. Aku Rival yang bebas. Jangan ikut campur urusan ku.” Terang Rival
***
Janda genit itu sudah berhasil mencuci otak Rival. Rival nggak menghargai aku lagi. Dia malah membela wanita itu. Apa sih kehebatan dia dibandingkan aku? Emang sih dia itu cantik, tapi aku rasa aku jauh lebih cantik dari dia. Umur ku juga lebih muda dari dia. Aku juga kaya, ups...maksud ku papa ku yang kaya tapi sebagai anak tunggal, nantinya aku juga akan mewarisi semua kekayaan keluarga ku. Yang terpenting, aku masih gadis. Belum menjadi bekas orang lain.
Jangan-jangan Rival diguna-guna. Kalau tidak begitu, mana mungkin Rival mati-matian membela janda kembang itu. Ugh...aku harus melakukan sesuatu. Aku akan menemui janda itu dan memintanya meninggalkan Rival.
Wow…ini pucuk dicinta ulam pun tiba. Janda itu sekarang ada di gerbang kampus. Hm..dia pasti hendak menjemput Rival. Aku harus bergerak cepat, mumpung Rival masih terkunci di toilet.
“ gue temennya Rival. Gue minta loe jauhi dia, atau loe akan berurusan sama gue” ujar ku blak-blakan.
“ maksudnya?” tanya wanita itu
“ loe ngedukunin Rival kan? Jangan loe fikir gue nggak tahu. Gue punya banyak dukun ternama yang bisa menangkal pelet loe. Gue juga bisa mencelakakan loe kapan pun juga, kalau loe masih mengejar-ngejar Rival” jeals ku
“ saya makin tidak mengerti” ujar wanita itu
“ loe itu janda kesepian. Gue kasihan dengan nasib loe, dan gue yakin loe menjanda karena suami loe nggak kuat menahan sikap loe yang suka gonta-ganti pacar kan? Gue nggak peduli sama tingkah buruk loe, tapi jangan dengan Rival. Dia temen gue…!” maki ku.
Dengan linangan air mata, wanita setengah tua itu masuk ke dalam mobilnya. Dari luar aku dapat melihat jelas tetesan air mata yang keluar dari kedua mata wanita itu. Ia terisak-isak. Sesekali ia menghapus airmata di pipinya. Tak tega melihat kondisi wanita itu, aku mengetuk jendela mobil. Wanita itu segera membuka kaca mobilnya.
“ maaf... aku sudah keterlaluan. Mungkin karena aku cemburu. Untuk mbak ketahui, Rival itu mantan pacar ku tapi aku masih sangat sayang sama dia. Aku terbawa emosi, Mbak. Bukan maksud ku untuk menyakiti Mbak. Mbak boleh kok membalas ku dengan makian yang lebih sadis. Asal Mbak maafin aku dan berhenti menangis. Aku ngerasa bersalah banget” sesal ku
“ Kirana….apa yang kamu lakukan? Kamu membuat Mbak Laras menangis. Kamu pasti memaki nya kan? Pergi kamu dari sini, aku nggak mau melihat wajah mu lagi!” bentak Rival pada ku
“ maaf...aku nggak bermaksud mengeluarkan kata-kata kasar. Aku hanya....” jelas ku dengan terbata-bata
“ aku memang gadis yang nggak punya perasaan. Kamu selalu berbicara seenak mu tanpa memikirkan orang lain. Aku fikir suatu saat nanti kita bisa kembali pacaran, dan aku bersedia menerima mulut besar mu itu lengkap dengan segala ocehan mu. Tapi sekarang, kamu sudah menyakiti kakak ku. Mbak Laras itu yang selama ini membiayai kuliah ku setelah ayah dan ibu pensiun. Dia sudah seperti kakak kandung ku, meski kami tidak punya hubungan darah. Aku benci wanita yang tidak punya perasaan seperti kamu” maki Rival
Rival masuk ke dalam mobil dan segera mengendarai mobil dengan raut wajah buram dan kekesalan yang mendalam di dadanya. Dia tampak sangat marah. Wajar, kalau dia marah. Mata ku tiba-tiba buram, sebelum akhirnya aku merasakan tubuh ku terhempas ke tanah.
Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri, tapi yang pasti saat aku terbangun aku mendapati tubuh ku sudah berada di poliklinik kampus. Aneh nya, aku melihat Rival tersenyum lebar pada ku. Awalnya aku berfikir kalau aku pasti masih pingsan. Tapi sosok Rival begitu nyata dihadapan ku. sambil menggenggam tangan ku, cowok itu berkata
“ maaf, sayang. Aku salah kira. Kamu ternyata wanita yang punya hati yang lembut. I Love You” ujar Rival lembut
“ Bahkan disaat kamu sedang cemburu sekalipun, kamu masih tersentuh untuk minta maaf pada Janda rival mu, iya kan Kirana?” Mbak Laras ikutan berkomentar
“ Mbak...maafin aku ya” pinta ku
“ Mbak Laras sudah cerita semua nya. Aku bangga bisa dicintai gadis cantik berhati peri seperti kamu” terang Rival
begitulah.... dan happy ending deh. Aku dan Rival pacaran lagi. Semoga saja kami berdua nggak pernah pisah lagi. Amin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar